Selasa, 14 Mei 2013

Masihkah Berharap Pada Pendidikan Sekuler?


www.syahidah.web.id - Bulan Mei diidentikan sebagai bulannya pendidikan, berbagai peringatan hari pendidikan nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei terus berlangsung dari tahun ketahun, pemberian beasiswa pada siswa yang berprestasi menjadi  salah satu kegiatan dalam peringatan hari pendidikan nasional di sejumlah daerah. Seperti di Kota Binjai Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) ke 54 diwarnai pemberian bantuan beasiswa oleh PT Jamsostek (Persero) Cabang Binjai kepada 109 siswa, merupakan anak dari peserta Jamsostek di Kota Binjai.analisadaily.com. pemberian beasiswa tersebut tentunya menjadi idaman semua orang karena dapat meringankan biaya kebutuhan sekolah yang membuat pusing orang tua dan sering kali anak pun ikut dibuat pusing olehnya . namun sayangnya pemberian beasiswa tersebut tidak dapat menyelesaikan berbagai permasalahan pendidikan di Indonesia .Lagi-lagi pemerintahlah yang harus membenahi diri dan bertindak untuk menyelesaikan semua masalah pendidikan di Indonesia. Namun sayang pemerintah telah gagal dan tidak mampu memberikan pendidikan yang berkulitas, yang ada hanyalah masalah-masalah baru akibat kebijakannya yang menyulitkan para pelajar. Kegagalan UN tahun ini menjadi salah satu bukti kegagalan pemerintah dalam mengurusi permasalahan pendidikan. Kegagalan pemerintah dalam bidang pendidikan bukanlah  tidak ada sebabnya, karena ketidak sanggupan pemerintah dalam memberikan pendidikan yang berkualitas akibat dari diterapkannya sistem pendidikan kepitalisme demokrasi yang melahirkan system pendidikan yang sekuler dan materialistic yang melahirkan pula manusia-manusia yang berpaham materialistik dan serba individualistik. Selain itu system inipun mengakibtkan lemahnya pelaksanaan pendidikan di Indonesia dimulai dari kelemahan pada lembaga pendidikan formal yang tercermin dari kacaunya kurikulum serta tidak berfungsinya guru dan lingkungan sekolah/kampus sebagai medium pendidikan sebagaimana mestinya, kehidupan keluarga yang tidak mendukung, dan keadaan masyarakat yang tidak kondusif.

Kacaunya pendidikan di Indonesia sampai kapan pun tidak akan terselesasikan jika Negara kita masih tunduk dengan system yang  pada fitrahnya melahirkan kekacaun bagi manusia. Oleh karena itu penyelesaian masalah tuntas pendidikan di Indonesia haruslah perubahan dari system pendidikan sekuler  menjadi system pendidikan islam dalam Negara Khilafah yang akan menjamin seluruh warganya mengenyam pendidikan. Maka dari itu, selain mewajibkan umatnya untuk menuntut ilmu, Islam juga memberikan hak kepada mereka untuk mendapatkan ilmu (pendidikan) dengan mudah. Karena ilmu adalah kebutuhan pokok manusia, maka Negara wajib memenuhi. Negara memberikan pelayanan pendidikan secara cuma-cuma dan memberikan kesempatan bagi warga negara untuk mendapatkan pendidikan secara optimal dengan sarana dan prasarana sebaik mungkin. Demikian juga negara sangat memperhatikan kesejahteraan dan gaji para pendidik. Dana pendidikan ditanggung negara yang diambil dari Baitul Maal (kas negara). Dengan berbagai fasilitas keilmuan yang diberikan negara di masa Islam, telah menutup peluang terjadinya kebodohan dikalangan warga Negara. [www.syahidah.web.id]

0 komentar:

Posting Komentar