Senin, 05 Desember 2011

Erdogan Lebih Mengutamakan Permintaan Maaf Pada Kaum Kafir Daripada Kaum Muslim Pembela Khilafah Korban

 
mediaumat.com- Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan pada tanggal 24/11/2011 telah menyampaikan permintaan maaf kepada para korban pembantaian yang dialami kaum Alevi (Alawi) Nashiri di daerah Dersim oleh Ataturk, antara 1936-1939, bahkan pembantaian itu terus belanjut di era penggantinya, Ismet Inonu hingga 1946.
Pembantaian itu telah merenggut nyawa puluhan ribu. Namun, negara Turki mengakui bahwa yang meninggal 13.800 orang. Mereka telah diserang oleh pesawat dan gas racun. Di antara pilot yang aktif ambil bagian dalam penyerangan itu adalah putri Ataturk, Sabiha Gokcen, yang kemudian diadopsi menjadi nama Bandar Udara Internasional, Sabiha Gokcen di Istanbul.
Erdogan mengatakan bahwa ia meminta maaf: “Jika harus meminta maaf atas nama Negara. Dan apabila praktek-praktek seperti yang disebutkan dalam buku-buku itu benar-benar terjadi, maka saya akan meminta maaf, bahkan saya sendiri yang menyampaikan permintaan maaf.”
Alasan pembantaian itu dilakukan adalah, bahwa Republik Demokrasi Sekuler yang didirikan oleh Ataturk, ingin memaksa kaum Alevi (Alawi) untuk membayar pajak, dan memaksa anak-anak mereka untuk melakukan wajib militer.
Sedang mereka pada saat berada di bawah kekhilafahan Islam, mereka tidak dikenakan wajib militer, sebab mereka tidak dianggap sebagai kaum Muslim, dan negara Islam tidak memaksa non-Muslim untuk mengituti pelatihan wajib militer. Mengingat jihad tidak wajib atas mereka. Jihad hanya wajib atas kaum Muslim saja.
Dan dengan alasan yang sama, Negara Khilafah tidak mengambil zakat dari mereka, begitu juga mereka tidak dibebani kewajiban membayar pajak. Sehingga, mereka merasa aman dan nyaman berada di bawah kekuasaan Negara Khilafah.
Ketika Republik Demokrasi Sekuler mulai membebani mereka dengan kewajiban membayar pajak, dan memaksa anak-anak mereka masuk dinas wajib militer, maka mereka merasakan kezaliman sistem demokrasi sekuler, dan merasa kehilangan sistem Islam yang adil. Sehingga pada saat yang sama mereka mulai melakukan pemberontakan terhadap kezaliman sistem ini, yang mulai menyerang dan membunuh mereka dalam bentuk genosida, serta pasukan mereka di tempatkan di seluruh penjuru kota. Bahkan rezim Ataturk mengubah nama wilayah menjadi Dersim, yang sebelumnya bernama Tunceli agar masyarakat melupakan tragedi yang mengerikan itu.
Dan di antara kontradiksi yang ada adalah bahwa banyak generasi muda kaum Alevi (Alawi) Nashiri di Turki yang bergabung dengan Partai Republik Rakyat (CHP), yang merupakan partai berkuasa di masa itu, yang dipimpin oleh Ataturk, kemudian dipimpin oleh Ismet Inonu, yang dianggap sebagai pejabat yang bertanggung jawab atas pembantaian itu.
Sayangnya, permusuhan dan kebencian mereka terhadap Islam, yang telah memberikan keadilan pada mereka, melindungi mereka, serta membebaskan mereka dari berbagai beban dan kewajiban, seperti zakat, pajak, wajib militer dan lain sebagainya, sungguh permusuhan dan kebencian itu telah membutakan mereka, sehingga mereka melupakan pembantaian oleh rezim sekuler demokrasi, kezaliman dan pemaksaannya. Akibatnya, mereka mendukung partai sekuler yang sebelumnya telah menekan mereka. Bahkan mereka semakin menunjukkan kecintaannya kepada Kemal Ataturk, karena permusuhannya terhadap Islam, sehingga mereka menganggap diri mereka sebagai Kemalisme.
Di sisi lain, Erdogan tidak berani untuk meminta maaf kepada para korban kaum Muslim di daerah Wan dan daerah lainnya, yang korbannya sekitar 40.000 orang sesuai dengan pengakuan negara, dan ratusan ribu menurut data statistik tidak resmi, yaitu ketika kaum Muslim memenuhi panggilan Rasulullah Saw: “… kecuali jika kalian melihat kekufuran yang nyata, yang dapat dibuktikan di sisi Allah.”
Ketika Ataturk menampakkan kekufuran yang nyata, yakni pada saat ia menruntuhkan Khilafah dan mengumumkan sistem demokrasi sekuler, maka semangat kaum Muslim berkobar untuk memenuhi panggilan itu, dan pemimpin mereka yang terkemuka adalah Syaikh Said al-Kurdi.
Perlu diketahui bahwa Hizbut Tahrir pada tahun yang lalu telah menyelenggarakan kampanye di Turki dan mendesak pemerintah untuk meminta maaf atas pembantaian itu, dan merehabilitasi nama baik Syaikh Said al-Kurdi, yang oleh penguasa Ataturk dituduhnya sebagai agen Inggris, dan Inggris telah memprovokasinya.
Syaikh Said bersikeras mengatakan bahwa ia melakukan semua itu bukan karena provokasi siapapun, namun ia melakukan semuanya murni karena tuntutan agama yang telah mewajibkan dirinya dan kaum Muslim untuk mengembalikan Khilafah, sebagaimana yang diperintahkan Islam.
Padahal semua tahu, bahwa Ataturk sendirilah yang merupakan agen Inggris, yang dibuktikan berdasarkan dokumen resmi Turki dan Inggris. Dan Inggrislah yang telah meruntuhkan Khilafah, kemudian mengangkat Ataturk sebagai penguasa Turki, sebagaimana mereka telah mengangkat para penguasa Arab, yang kebanyakan sebagai raja dan presiden di atas sejumlah negeri-negeri kecil Arab, yang dibangun di atas puing-puing negara Islam.
Namun Erdogan dan pemerintahnya, serta parlemen yang dikontrolnya, dan juga negara Turki telah menolak untuk memenuhi panggilan Hizbut Tahrir tersebut

Kamis, 01 Desember 2011

Jika Anak Bertanya Tentang Tuhan

Utamanya pada masa emas 0-5 tahun, anak-anak menjalani hidup mereka dengan sebuah potensi menakjubkan, yaitu rasa ingin tahu yang besar. Seiring dengan waktu, potensi ini terus berkembang (Mudah-mudahan potensi ini tidak berakhir ketika dewasa dan malah berubah menjadi pribadi-pribadi "tak mau tahu" alias ignoran). Nah, momen paling krusial yang akan dihadapi para orang tua adalah ketika anak bertanya tentang Tuhan. Berhati-hatilah dalam memberikan jawaban atas pertanyaan mahapenting ini. Salah sedikit saja, bisa berarti kita menanam benih kesyirikan dalam diri buah hati kita. Nauzubillahi min zalik.

Berikut ini saya ketengahkan beberapa pertanyaan yang biasa anak-anak tanyakan pada orang tuanya:

Tanya 1: "Bu, Tuhan itu apa sih?"

Jawablah:

"Nak, Tuhan itu Yang Menciptakan segala-galanya. Langit, bumi, laut, sungai, batu, kucing, cicak, katak, burung, semuanya, termasuk menciptakan nenek, kakek, ayah, ibu, juga kamu." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

Tanya 2: "Bu, bentuk Tuhan itu seperti apa?"

Jangan jawab begini:

"Bentuk Tuhan itu seperti anu ..ini..atau itu...." karena jawaban seperti itu pasti salah dan menyesatkan.

Akan tetapi jawablah begini:

"Adek tahu kan, bentuk sungai, batu, kucing, kambing, semuanya. nah, bentuk Tuhan itu tidak sama dengan apa pun yang pernah kamu lihat. Sebut saja bentuk apa pun, bentuk Tuhan itu tidak sama dengan apa yang akan kamu sebutkan." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

فَاطِرُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَمِنَ الْأَنْعَامِ أَزْوَاجًا يَذْرَؤُكُمْ فِيهِ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya : "(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan- pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat." (QS Asy-Syuraa : 11)

Tanya 3: "Bu, kenapa kita gak bisa lihat Tuhan?
{Bagian ini ditambahkan setelah berdiskusi Miss VogueChica-saudari kita dari Negeri Jiran, Malaysia.}

Jangan jawab begini:

Karena Tuhan itu gaib, artinya barang atau sesuatu yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.

Jawaban bahwa Tuhan itu gaib (semata), jelas bertentangan dengan ayat berikut ini.
Al-Hadid (57) ayat 3 :

هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ

Artinya : "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir; Yang Zahir dan Yang Batin ; dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu."

Dikhawatirkan, imajinasi anak yang masih polos akan mempersamakan gaibnya Tuhan dengan hantu, jin, malaikat, bahkan peri dalam cerita dongeng. Bahwa dalam ilmu Tauhid dinyatakan bahwa Tuhan itu nyata senyata-nyatanya; lebih nyata daripada yang nyata, sudah tidak terbantahkan.

Apalagi jika kita menggunakan diksi (pilihan kata) "barang" dan "sesuatu" yang ditujukan pada Tuhan. Bukankah sudah jelas dalil Surat Asy-Syuraa di atas bahwa Allah itu "Allah itu bukan sesuatu;" "tidak sama dengan sesuatu;" melainkan Pencipta segala sesuatu.

Jawablah begini:

"Mengapa kita tidak nampak Allah?"
Bisa kita jawab dengan balik bertanya padanya (sambil melatih adik comel berpikir retoris )
"Adik bisakah melihat matahari yang terang itu langsung? Tidak 'kan..karena mata kita bisa jadi buta. Nah, melihat matahari aja kita tak sanggup. Jadi, bagaimana kita melihat Pencipta matahari itu. Iya 'kan?!"

Atau bisa juga beri jawaban:

Adek, lihat langit yang luas dan 'besar' itu 'kan? Yang kita lihat itu baru secuil dari bentuk langit yang sebenarnya. Adek gak bisa lihat ujung langit 'kan?! Nah, kita juga gak bisa melihat Allah karena Allah itu Pencipta langit yang besar dan luas tadi. Itulah maksud kata Allahu Akbar waktu kita shalat. Allah Mahabesar.

Silakan hadapkan bawah telapak tangan Adek ke arah wajah. Bisa terlihat garis-garis tangan Adek 'kan? Nah, kini dekatkan tangan sedekat-dekatnya ke mata Adek. Masih terlihat jelaskah jemari adek setelah itu?

Kesimpulannya, kita tidak bisa melihat Allah karena Allah itu Mahabesar dan teramat dekat dengan kita. Meskipun demikian, tetapkan Allah itu ADA. "Dekat tidak bersekutu, jauh tidak ber-antara."

Jangan jawab begini:

"Nak, Tuhan itu ada di atas. atau di surga."
Jawaban seperti ini menyesatkan logika anak karena di luar angkasa tidak ada arah mata angin atas-bawah-kiri-kanan-depan-belakang. Jika dikatakan di surga, berarti lebih besar surga daripada Tuhan. berarti prinsip Allahu Akbar itu bohong?

Juga jangan jawab begini:

"Nak, Tuhan itu ada di mana-mana."
Dikhawatirkan anak akan otomatis berpikiran Tuhan itu banyak dan terbagi-bagi, seperti para freemason atau politeis Yunani Kuno.

Jawablah begini:

"Nak, Tuhan itu dekat dengan kita. Tuhan itu selalu ada di hati setiap orang yang shaleh, termasuk di hati kamu, Sayang. Jadi, Tuhan selalu ada bersamamu di mana pun kamu berada."

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Artinya : "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS Al-Baqarah : 186)

Tanya 5: "Bu, kenapa kita harus nyembah Tuhan?"

Jangan jawab begini:

"Karena kalau kamu tidak menyembah Tuhan, kamu akan dimasukkan ke neraka. Kalau kamu menyembah Tuhan, kamu akan dimasukkan ke surga."

Jawaban seperti ini akan membentuk paradigma (pola pikir) pamrih dalam beribadah kepada Tuhan, bahkan menjadi benih syirik halus (khafi). Hal ini juga yang menyebabkan banyak orang menjadi ateis karena menurut akal mereka, "Masak sama Tuhan kayak dagang aja! Yang namanya Tuhan itu berarti butuh penyembahan! Tuhan kayak anak kecil aja, kalau diturutin maunya, surga; kalau gak diturutin, neraka!!"

وَهُوَ مَعَكُمۡ أَيۡنَ مَا كُنتُمۡ‌ۚ

Artinya : "Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada." (QS Al-Hadid : 4)

وَلِلّهِ الْمَشْرِقُ وَالْمَغْرِبُ فَأَيْنَمَا تُوَلُّواْ فَثَمَّ وَجْهُ اللّهِ

Artinya : "Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah." (QS Al-Baqarah : 115)

"Tuhan sering lho bicara sama kita. misalnya, kalau kamu teringat untuk bantu Ibu dan Ayah, tidak berantem sama kakak, adek atau teman, tidak malas belajar, tidak susah disuruh makan. nah, itulah bisikan Tuhan untukmu, Sayang." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

وَٱللَّهُ يَهۡدِى مَن يَشَآءُ إِلَىٰ صِرَٲطٍ۬ مُّسۡتَقِيمٍ

Artinya : "Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus." (QS Al-Baqarah : 213)

"Orang yang menyembah surga, ia mendambakan kenikmatannya, bukan mengharap Penciptanya. Orang yang menyembah neraka, ia takut kepada neraka, bukan takut kepada Penciptanya." (Syaikh Abdul Qadir al-Jailani)

Jawablah begini:

"Nak, kita menyembah Tuhan sebagai wujud bersyukur karena Tuhan telah memberikan banyak kebaikan dan kemudahan buat kita. Contohnya, Adek sekarang bisa bernapas menghirup udara bebas, gratis lagi. kalau mesti bayar, 'kan Ayah sama Ibu gak akan bisa bayar. Di sungai banyak ikan yang bisa kita pancing untuk makan, atau untuk dijadikan ikan hias di akuarium. Semua untuk kesenangan kita.

Kalau Adek gak nyembah Tuhan, Adek yang rugi, bukan Tuhan. Misalnya, kalau Adek gak nurut sama ibu-bapak guru di sekolah, Adek sendiri yang rugi, nilai Adek jadi jelek. Isi rapor jadi kebakaran semua. Ibu-bapak guru tetap saja guru, biar pun kamu dan teman-temanmu gak nurut sama ibu-bapak guru." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

إِنَّ ٱللَّهَ لَغَنِىٌّ عَنِ ٱلۡعَـٰلَمِينَ

Artinya : "Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya [tidak memerlukan sesuatu] dari semesta alam." (QS Al-Ankabut : 6)

Katakan juga pada anak:

"Adek mulai sekarang harus belajar cinta sama Tuhan, lebih daripada cinta sama Ayah-Ibu, ya?! (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

"Kenapa, Bu?"

"Karena suatu hari Ayah sama Ibu bisa meninggal dunia, sedangkan Tuhan tidak pernah mati. Nah, kalau suatu hari Ayah atau Ibu meninggal, kamu tidak boleh merasa kesepian karena Tuhan selalu ada untuk kamu. Nanti, Tuhan juga akan mendatangkan orang-orang baik yang sayang sama Adek seperti sayangnya Ayah sama Ibu. Misalnya, Paman, Bibi, atau para tetangga yang baik hati, juga teman-temanmu."

"Dan mulai sekarang rajin-rajin belajar Iqra supaya nanti bisa mengaji Quran. Mengaji Quran artinya kita berbicara sama Tuhan." (Ucapkan dengan menatap mata anak sambil tersenyum manis)

Pentingnya pendidikan dini sejak dalam kandungan

Sebelum ilmuwan Barat menemukan dan menyarankan para ibu hamil agar memperdengarkan musik klasik untuk meningkatkan IQ janin yang sedang dikandungnya, tradisi muslim sudah melakukan hal serupa. Para orang tua muslim yang sedang menunggu momongan lahir dianjurkan untuk lebih rajin mengaji atau memperdengarkan rekaman resitasi al-Quran.

Seorang arif billah berkata pada saya, sebenarnya adanya hukum tajwid dalam Quran, selain untuk tujuan akurasi pelafalan (tartil), juga merupakan alunan nada Yang Qadim. Dengarkan dengan saksama sambil tafakur tanpa berpikir apa-pun dan tanpa hati berbisik-bisik apa pun. Dengarkan dengan syir hati, kata beliau. Mencerdaskan akal dan hati sehingga tersingkirlah kegelapan syirik dalam diri. Allahua'lam.

Kesalahan orang tua muslim masa kini adalah lebih sibuk mencarikan les-les bahasa Inggris, matematika, atau piano. Mereka bangga anaknya sudah bisa bahasa Inggris atau nilai matematikanya bagus. Mereka tidak prihatin atau sedih kalau anak-anaknya belum mengenal huruf-huruf hijaiyyah. huruf-huruf yang mengantarkan anak-anak juga orang tuanya pada keridhaan dan kasih sayang Tuhan di dunia dan di akhirat.

Ya Allah, jika kini Engkau belum karuniai kami keturunan, maka karuniailah kami dan karuniai juga atas kami kemampuan untuk menjaga amanat-Mu ini sehingga keturunan kami menjadi insan-insan yang Engkau ridai. Amin.

Allahua'lam.

Penulis : Muxlimo
Sumber : http://muxlimo.blogspot.com/2011/06/jika-anak-bertanya-tentang-tuhan.html

Ilmuwan Kembali Peringatkan Bahaya Perubahan Iklim

DURBAN – Para ilmuwan yang tergabung dalam sebuah panel ilmuwan peraih nobel kembali memperingatkan akan bahaya perubahan iklim. Hal ini mereka sampaikan dalam KTT Iklim Perserikatan Bangsa Bangsa  (COP17) yang berlangsung di Durban, Afrika Selatan.

Kepala Panel Antar-pemerintah dan Pemenang Nobel tentang perubahan iklim Rajendra Pachauri memaparkan sejumlah potensi bencana ditengah-tengah pelaksanaan KTT Iklim COP17. Meski tidak mengatakan secara detil, tetapi Pachauri melihat sudah waktu emisi gas rumah kaca segera diturunkan.
.
Implikasi jelas atas potensi bencana yang diutarakan oleh Ilmuwan India itu adalah gelombang panas. “Saat ini gelombang panas yang biasanya terjadi setiap 20 tahun sekali, akan melanda setiap tahun pada akhir abad ini, ujar Pachauri seperti dikutip Associated Press,  Kamis (1/12/2011).

Pachauri menambahkan, kondisi wilayah pesisir dan pulau akan terancam oleh dampak pemanasan global.

Sementara tingkat curah hujan yang rendah juga membuat rakyat Afrika akan mengalami kesulitan pada sektor pertanian, bahkan beberapa spesies diramalkan akan punah. Tidak hanya itu, sekitar 250 juta akan mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.

Tidak lupa, dampak perubahan iklim ini tidak hanya membahayakan kehidupan makhluk hidup, namun juga turut menaikkan biaya keuangan

“Meningkatnya frekuensi terjadinya bencana, menyebabkan beban keuangan bagi negara miskin. Hal ini disebabkan 90 persen utang mereka digunakan untuk membiayai pemulihan pasca bencana,” jelas Pachauri.

Namun dirinya optimistis bahwa banyak dampak yang dapat dihindari, dikurangi atau ditunda. Hal tersebut dalam ditempuh dengan mengurangi emisi gas buang.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk menstabilkan konsentrasi karbon di atmosfer, bisa dilakukan dengan memperlambat pertumbuhan ekonomi 0,12 persen per  tahun. Namun biaya tersebut akan diimbangi dengan peningkatan kesehatan, persediaan energi yang lebih besar serta persediaan makanan yang lebih aman.